2 May 2017

5 TIPS MENULIS DESKRIPSI YANG EFEKTIF

Ketika kita menulis sebuah karya sastra baik cerpen, novel hingga roman, maka kita akan selalu menulis deskripsi. Deskripsi adalah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri (Wikipedia).
Ciri – ciri khusus paragraf deskripsi adalah sebagai berikut :
      1.      Paragraf deskripsi menggambarkan atau melukiskan sesuatu
    2.      Melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
     3.      Menjelaskan ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu seperti warna, ukuran, bentuk, dan kepribadian secara terperinci
      4.      Banyak ditemukan kata-kata atau frase yang bermakna keadaan atau kata sifat.

Paragraf deskripsi dapat dikembangkan lagi menjadi 3 jenis paragraf, yaitu paragraf deskripsi spatial, subjektif dan objektif. Deskripsi spatial menggambarkan atau melukiskan suatu objek yang berupa ruang atau tempat. Deskripsi subjektif berisi gambaran atau lukisan objek yang didasarkan tafsiran atau kesan perasaan penulisnya. Penulis menggambarkan objek tersebut dengan opini atau kesan pribadinya. Deskripsi objektif adalah suatu paragraf yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek tertentu secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaan yang sebenarnya pada objek tersebut. Paragraf ini tidak disertai dengan opini atau kesan penulis.

Bagi sebagian penulis, menulis sebuah deskripsi bisa jadi amat mudah, namun ada juga penulis yang mengalami kesulitan ketika akan menuliskan sebuah deskripsi dari sebuah kondisi dan situasi. Kesulitan yang dimaksud disini bukan dalam arti menerjemahkan sebuah situasi dan kondisi ke dalam kalimat yang bisa diresapi pembaca sehingga pembaca bisa menangkap kesan yang sama seperti yang ingin disampaikan penulis, namun bagaimana menulis deskripsi yang efektif, tidak mengandung kemubaziran dan secara tepat memang dibutuhkan untuk menguatkan jalan cerita.
Deskripsi sendiri merupakan salah satu bagian terbesar dan terbanyak yang digunakan dalam sebuah karya sastra. Deskripsi sering dipakai sebagai pengantar dialog antar tokoh, Dipakai di awal bab, di tengah bab, di akhir bab dan di bagian-bagian yang membutuhkan penggambaran tentang sesuatu.

“          Di rak bawah, satu set buku yang seragam tampaknya sama sekali tidak meiliki judul. Setelah menepis debunya, Will bisa melihat bahwa sampul-sampul itu berwarna merah gelap keunguan, dan ada kilauan lemah cahaya yang mirip bintang terpasang di tiga titik simetris di setiap buku.”  
           (Penggalan dari novel fantasi Deeper) 
       
       “Bau lumut yang lembab terendus oleh hidungku saat Karim membuka pintu yang menampakkan tangga goyah menuju ruang bawah tanah. Kami melangkah satu – persatu. Tangga itu berderak saat Baba melewatinya. Saat berdiri di tengah hawa dingin yang menyelimuti ruang bawah tanah itu, kurasakan berpasang – pasang mata yang berkedip dalam kegelapan memeperhatikanku. Aku bisa menangkap siluet tubuh – tubuh mereka yang berkumpul di sudut ruangan, bayangan yang terbentuk karena redupnya cahaya satu-satunya lampu minyak kecil yang menerangi tempat itu. Terdengar bisikan-bisikan lirih, diselingi suara tetesan air, dan suara lainnya, suara garukan.”  
            (Penggalan dari novel The Kite Runner)

Terlihat jelas dari dua contoh paragraf di atas, pembaca diajak melibatkan panca inderanya untuk menangkap apa yang digambarkan penulis. Mulai dari visual oleh mata, suara yang terdengar oleh telinga, bau oleh hidung, kondisi panas dingin temperatur oleh kulit, dan pada contoh paragraf deskripsi yang lain kadangkala menggambarkan rasa pada lidah.

Yuk kita lanjut menyimak tips – tips dari Smart Writer untuk membuat kalimat deskripsi yang tepat berikut ini :
1.   Tentukan situasi dan kondisi yang ingin digambarkan
Apa yang dilihat, apa yang dibaui, apa yang didengar, apa yang dirasakan. Misalnya penggambaran suasana luar ruangan dengan suara desir angin, maka desir angin bisa digambarkan dengan suara denting daun yang tertiup, dingin kulit yang tertiup angin, gemerisik daun yang terlihat oleh mata hingga bau segar dedaunan yang tertiup angin. Itu semua bisa digambarkan dengan indah dan jelas.
2.   Tentukan apa yang dialami sang tokoh dalam situasi dan kondisi tersebut
Setelah menguatkan unsur rasa yang ditangkap oleh panca indera manusia, maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan rasa dan emosi apa yang dirasakan tokoh dalam karya sastra tersebut.
Misalnya dalam situasi di atas, misalnya sang tokoh merasa bahagia, maka bisa digambarkan dengan ekspresi senyum terkembang dari sang tokoh, mata terpejam sembari menikmati suasana tersebut.
3.   Miliki ikatan emosi dengan deskripsi yang kamu tulis
Bacalah deskripsi yang kamu buat, dan rasakan apakah Kamu merasa nyaman setelah membacanya. Jika merasa janggal, maka ikatan emosi belum terbangun dan akan sulit menyampaikan apa yang benar-benar ingin kamu sampaikan kepada pembaca.
Penting untuk memiliki ikatan emosi dengan deskripsi yang kamu tulis dan merasa bahwa deskripsi tersebut telah benar - benar tepat untuk menguatkan tulisanmu.   
4.   Rajin mengamati
Deskripsi membutuhkan detil dan detil dibangun dari pengamatan dan pengalaman. Jadi rajin – rajinlah mengamati detil pada banyak lingkungan dan perbanyaklah pengalaman dari membaca dan menonton.
5.   Membaca ulang dan mengedit bagian yang tak penting
Di salah satu bab pelajaran Bahasa Indonesia ketika kita bersekolah di tingkat sekolah menengah, ada pelajaran tentang menemukan bagian yang kurang nyambung dalam sebuah paragraph dan membuang bagian tersebut. Begitu juga ketika kita membuat sebuah paragraf deskripsi. Ada kalanya, penulis menuliskan deskripsi dengan sangat detil dan panjang lebar. Di satu sisi, hal tersebut penting, namun di sisi lain bisa jadi sangat membosankan bagi sebagian pembaca. Jadi adalah penting untuk berlatih menulis deskripsi dengan efektif dan membangun penggambaran yang efektif untuk mendukung hasil karyamu ya.     

Peran penting sebuah deskripsi dalam sebuah karya memang tak perlu dipertanyakan lagi. Dan tak kalah penting adalah bagaimana menulisnya, menempatkannya di bagian yang tepat sehingga kehadiran deskripsi tersebut akan sesuai fungsi dan perannya dalam sebuah karya sastra. Mari terus menulis dan memberi sentuhan deskripsi yang manis pada tempat yang tepat di dalam hasil karyamu ya.
Selamat menulis.

Risa Mutia

4 comments:

  1. Tips tips yg menarik.
    Coba dipraktekkan nanti.
    Tfs

    ReplyDelete
  2. Tips tips yg menarik.
    Coba dipraktekkan nanti.
    Tfs

    ReplyDelete
  3. kece banget kak tipsnya, jadi panduan aku nulis cerpen nih

    ReplyDelete
  4. Ini pelajaran awal saat jadi jurnalis :)
    Berguna banget saat bercerita untuk blog

    ReplyDelete