31 May 2016

6 TIPS MENGATASI KE”MANDEG”AN MENULIS



 6 TIPS MENGATASI KE”MANDEG”AN MENULIS

Adakalanya sebagai penulis, kita menemui kebuntuan ketika menulis atau dikenal dengan istilah writing block. Terkadang, ketika deadline semakin dekat, bukannya malahan terpacu, otak justru seolah enggan diajak bekerjasama. Sebenarnya ada beberapa penyebab writing block atau kemandegan dalam menulis. Dengan mengenali masalahnya, kita akan mudah mengatasinya dan kelancaran menulis akan kembali menghampiri. Ibarat kita sudah tahu penyakitnya, maka obatnya pun akan mudah ditemukan.


Berikut beberapa penyebab kemandegan dalam menulis berikut tips mengatasinya :
1.      Kehabisan ide dalam menulis
Ketika ide tipis ataupun tidak tahu lagi harus menulis apa, biasanya hal itu karena kurangnya referensi (sumber) dalam menulis. Untuk mengatasinya, tentunya harus dengan mencari referensi sebanyak-banyaknya, bisa dengan membaca, menonton, jalan-jalan ke luar rumah dan bertanya pada sumber terpercaya.

Penulis bestseller melakukan riset yang lama dan banyak ketika akan menelurkan karya mereka. Semakin banyak referensi yang diolah dengan cerdas dan indah, semakin bermutulah tulisan tersebut.
Anchee Min ketika menulis salah satu novel bestseller dunianya, The Last Empress (Empress Orchid) membutuhkan riset selama lebih dari 5 tahun.
Andrea Hirata menghabiskan lebih dari 80% waktunya untuk riset dan 20%-nya barulah untuk menulis buku.
J.K Rowling butuh bertahun-tahun untuk menulis novel bestseller dunianya, Harry Potter, kisah Penyihir muda yang menyihir dunia dan membawa J.K Rowling sebagai penulis dengan pendapatan yang fantastis. Dan masih banyak contoh lainnya.

2.      Tubuh dan pikiran yang berada dalam kondisi tidak fit
Menulis membutuhkan tubuh yang fit. Kita adalah orang yang paling mengetahui kondisi tubuh kita dan yang paling mengerti diri kita sendiri termasuk jam biologis yang menyangkut jam produktif kita. Oleh karenanya, jagalah kesehatan, jaga asupan makanan kita dan mengetahui jam produktif kita akan sangat membantu ketika kita menulis. Di saat energi penuh, maka otak tak akan kesulitan mengalirkan ide-ide dalam menulis.

3.      Faktor luar seperti tuntutan tanggung jawab, pekerjaan lain, atau datangnya pekerjaan mendadak
Banyak dari penulis yang juga memiliki profesi lain, yang menuntut penyelesaian secepat mungkin sebagai bentuk tanggung jawab. Cerdas-cerdaslah membagi waktu dan jaga konsentrasi dan fokus yang tinggi ketika bekerja ataupun menulis. Tidak ada pekerjaan sampingan, semua pekerjaan adalah penting dan lakukan yang terbaik ketika kita mengerjakan profesi kita sebagai penulis dan sebagai apapun tugas kita (dengan kata lain, milikilah sikap profesional).

4.      Terjebak dalam sindrom perfeksionis
Banyak penulis yang menginginkan karya yang spektakuler ketika mulai menulis. Memiliki impian untuk menghasilkan buku yang fantastis adalah hal yang wajar, tetapi jangan pernah jadikan hal ini sebagai alasan untuk malas menulis. Kita tak pernah tahu apakah karya kita akan disukai pembaca atau tidak. Teruslah menulis dan siapa tahu, satu di antara sekian banyak karya kita akan menjadi bestseller.

 
5.      Kurang percaya diri
Kurang percaya diri juga menjadi penyebab kemandegan dalam menulis. Alih-alih mulai menulis, malahan banyak penulis yang takut jika nantinya karyanya tak disukai pembaca, tak laku dijual dan sebagainya. Jika kita tidak mencoba, siapa yang tahu kalau kita akan gagal. Gagal bukan hal yang tercela. Apa yang penting adalah seberapa cepat kita bangkit dari kegagalan tersebut. Jangan takut menulis biarpun hanya sebaris.

6.      Malas dan terlalu menyepelekan (terlalu PeDe)
Lawan dari kurang percaya diri adalah terlalu PeDe. Terlalu PeDe bisa membuat kita menyepelekan pekerjaan menulis. Terlalu yakin bahwa kita bisa menyelesaikan sebuah tulisan yang baik dalam waktu singkat dan malas menambah referensi karena percaya dengan kemampuan otak sendiri juga bisa menyebabkan kemandegan dalam menulis. Mengapa? Karena timbulnya kesombongan dan kesombongan ini justru menjerumuskan dalam kebuntuan ketika berkarya. Padahal untuk menjadi penulis yang baik dan produktif, dituntut kebiasaan utnuk suka belajar dan merasa diri kurang. Kalau kita merasa lebih, pastinya akan malas untuk menambah ilmu yang jadi salah satu syarat penting dalam menulis.

Pernah mengalami salah satu hal di atas ketika menulis?
Semoga kita bisa mengatasi masalah dalam menulis. Dan teruslah menulis untuk mengukir sejarah hidupmu dengan menulis.

******

Riawani Elyta
Risa Mutia

No comments:

Post a Comment